Langsung ke konten utama

Generasi Muda Kreatif dan Berani - Edisi Tari Daerah





     Sebuah projek video satu menit. Tentang resistensi individu terhadap racun informasi. Yap. Informasi yang salah mampu membuat mental seseorang ikut berubah. Termasuk dalam hal berprestasi. Terlalu banyak mengonsumsi informasi yang tidak perlu layaknya info selebritis, penegakan hukum yang kacau dan lainnya mampu membuat karakter seorang individu menjadi pasif. Tidak percaya? Hidupkan televisimu pada saat prime time. Minimal goyang kejang yang disiarkan masif oleh beberapa stasiun tv sudah bisa kamu kuasai dalam waktu seminggu. Oh, atau berita tentang pengacara yang ditantang bertinju oleh anak seorang pesohor dalam dunia selebriti?  Ikuti semua itu and you will ended as junk.

     Mengaku kretif? Cari dan gali informasimu sendiri. Muak dengan televishit atau Koran yang penuh kebencian politik? Manfaatkan smartphonemu. Gunakan modemmu. Cari wifi gratisan. Minimal pergi ke warnet 3000-an di samping kampusmu. Gunakan waktu seminggumu dengan bijak agar tidak berakhir kejang – kejang di depan televisi berlanjut euphoria dalam kepala. Seperti grup tari daerah yang terpampang dalam video berikut ini. Mereka mencari informasi mereka sendiri. Menemukan informasi yang bahkan bisa digunakan untuk memotivasi diri sendiri. Dan kreatif serta berani bisa dimulai dari keadaan di sekitarmu, seperti mereka dan tarian daerah Bali-nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Anonymous – Sahabat

     Aku lupa kapan pernah pergi ke salah satu SD di daerah Sudirman, Denpasar. Karena harus mengurus suatu urusan yang belum terurus, jadilah waktuku harus teralokasikan sedari pagi disana. Dalam postingan kali ini, sesungguhnya dan sebenarnya, tidak bercerita tentang kegiatan yang kulakukan di SD bersangkutan. Namun lebih kepada puisi tempel dinding yang sekejap mengambil perhatianku dan mematungkan diriku dengan setiap kalimat didalamnya. Sangat polos. Sangat jujur. Sangat keren. 

Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran (Resensi) - 2012

makanan ringan + bacaan berbobot       “ Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik…” Sebuah catatan pada tahun 1957 tercipta dari tangan seorang generasi Indonesia keturunan Cina. Namanya Soe Hok Gie. Seseorang yang hidup pada era orde lama yang selanjutnya menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan perubahan yang terjadi di Indonesia saat itu.

Diperkosa angin di Batur yang dingin

     “Beneran nih ga apa? Serius nae yud,” suara seorang pemuda tanggung memecah suasana di balebengong sekitar kawasan pos jaga Batur. “Sante aja be, ‘mereka’ pasti datang. Tapi cuma ngeliatin aja koq,” jawabku di sebelahnya diikuti pandangan menunggu dari 1 pemudi dan 2 pemuda lainnya. “Oke, gini ceritanya, waktu itu aku dan adikku pernah ngeliat bayangan hitam gede banget waktu lewat di jalan (tiit),” pemuda yang bernama Abe itu pun memulai ceritanya. “Terus?,” tunggu pemuda lain yang bernama Kris sambil mulai memperhatikan dengan seksama si pemberi cerita. “Awalnya ku kira itu orang yang lagi diem di belakang pohon, eh, ga taunya…” mulai mencondongkan tubuhnya dan… PLAK! “Huwaaa! Apa tuuu?” baik Abe, Kris, pemudi yang bernama Novita, dan pemuda lain yang bernama Rendra lompat dari posisi mereka dan menubruk aku yang berada paling jauh dari suara berdebam tiba – tiba itu. “Tuh kan, iseng banget sih kalian cerita horor di jam 12 malam di kaki gunung Batur...