Langsung ke konten utama

5 menit. Tidak lebih, kurang mungkin

#1 masih malu - malu



     Pantas saja senja atau fajar menyingsing itu menjadi momen yang keren. Cuma 5 menit saja kita bisa menyaksikannya (itu menurut jam tanganku sih :p). Kata orang, terkadang waktu yang pendek akan terasa begitu berharga saat kita menikmatinya. Yang jarang bisa bangun pagi, iniii, bligung kasi jepretan-non-profesional-nan-iseng yang terabadikan dari pantai Sanur, Bali. Yang sering melihat fajar / senja, semoga ini bisa menambah koleksi wajah sang surya yang terlihat begitu cantik dalam waktu yang sedikit. Silakan nikmati keindahan alam ini dengan polos tanpa banyak tanya. Just see… and feel it.

#2 malu - malu tapi mau

#3 mau ga ya?

#4 mau..mau..mau..? (no promo iklan ya)

#5 mulai percaya diri... yeah!

#6 tunggu... tunggu sebentar lagi...

#7 see me, the matahari :)
untuk sisi senja, arahkan kursormu di sini.... :)

potrekan berasal dari dokumentasi pribadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran (Resensi) - 2012

makanan ringan + bacaan berbobot       “ Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik…” Sebuah catatan pada tahun 1957 tercipta dari tangan seorang generasi Indonesia keturunan Cina. Namanya Soe Hok Gie. Seseorang yang hidup pada era orde lama yang selanjutnya menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan perubahan yang terjadi di Indonesia saat itu.

Puisi Anonymous – Sahabat

     Aku lupa kapan pernah pergi ke salah satu SD di daerah Sudirman, Denpasar. Karena harus mengurus suatu urusan yang belum terurus, jadilah waktuku harus teralokasikan sedari pagi disana. Dalam postingan kali ini, sesungguhnya dan sebenarnya, tidak bercerita tentang kegiatan yang kulakukan di SD bersangkutan. Namun lebih kepada puisi tempel dinding yang sekejap mengambil perhatianku dan mematungkan diriku dengan setiap kalimat didalamnya. Sangat polos. Sangat jujur. Sangat keren. 

Diary Pramugari – “Sex, Cinta & Kehidupan” (Resensi) - 2012

     Ketika membaca keseluruhan dari isi novel ini, yang pertama terlintas di pikiran adalah “WOW! Sinetron sekali”. Kisah tentang cita – cita, pertemuan, cinta, pembelajaran diri, perpisahan dan kebahagiaan. Namun ternyata kehidupan sinetron itu memang ada. Setidaknya terlihat dari pengalaman nyata seorang pramugari yang menjadi point dalam novel ‘Diary Pramugari’ ini.