Langsung ke konten utama

Bergerilya Bersama Ngurah Rai


     Kalau di analogikan, buku 'Bergerilya Bersama Ngurah Rai' termasuk dalam kategori action. Sedikit drama di beberapa bagian. Tapi bukan drama alay versi televisi masa kini. Penceritaannya sangat humanis juga masuk akal. Tidak heran karena sang penulis merupakan pelaku utama dari isi buku ini. Beliau bernama I Gusti Bagus Meraku Tirtayasa. Pak Tirtayasa juga adalah anak buah dari Overste I Gusti Ngurah Rai. Karakter yang juga menjadi fokus cerita dari buku yang berjudul sama ini.

     
     Jika kemerdekaan merupakan suatu tujuan, maka inilah yang menjadi fokus Ngurah Rai dalam perjuangannya. Anak muda Indonesia yang tergabung dalam beberapa kelompok kecil hingga besar dalam mempertahankan kemerdekaan. Ketika Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945, tidak sampai setahun, Belanda datang berbondong - bondong untuk mengambil alih kembali kekuasaannya yang bertahan sampai 3,5 abad lampau di tanah nusantara. Sepanjang 220 halaman buku ini, saya disajikan berbagai kejadian yang terjadi 68 tahun silam di pulau Bali kala pejuang kemerdekaan kita mempertahankan mati-matian tanah kelahirannya dari cengkeraman Belanda. Penuh aksi, laga tingkat tinggi, konspirasi terselubung yang dipaparkan secara lugas oleh Tirtayasa selaku sosok yang mendampingi Ngurah Rai dalam perjuangannya. Sampai akhirnya, yah... Ngurah Rai meninggal dalam berondongan peluru milik musuh. I Gusti Ngurah Rai kini telah dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dari Bali.


     Oh ya, cerita ini bukan fiksi. Ini adalah bagian sejarah yang patut dilestarikan dan diteruskan kepada kita sebagai generasi muda. Meneruskan kembali semangat kemerdekaan sejati dan tidak hanya bercuap - cuap juga beraksi kosong dalam prakteknya hari ini. Yah, walaupun kita sekarang tidak perlu menggunakan bambu runcing dan berperang tapi setidaknya arti kemerdekaan dapat kita maknai dengan maksimal. Buku ini sudah tidak diproduksi setelah tahun 1994. Wauw... sungguh beruntung saya dapat memiliki buku ini dan kesemua alasan itu juga yang membuat saya suka buku ini. Peace and rock! \m/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Anonymous – Sahabat

     Aku lupa kapan pernah pergi ke salah satu SD di daerah Sudirman, Denpasar. Karena harus mengurus suatu urusan yang belum terurus, jadilah waktuku harus teralokasikan sedari pagi disana. Dalam postingan kali ini, sesungguhnya dan sebenarnya, tidak bercerita tentang kegiatan yang kulakukan di SD bersangkutan. Namun lebih kepada puisi tempel dinding yang sekejap mengambil perhatianku dan mematungkan diriku dengan setiap kalimat didalamnya. Sangat polos. Sangat jujur. Sangat keren. 

Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran (Resensi) - 2012

makanan ringan + bacaan berbobot       “ Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik…” Sebuah catatan pada tahun 1957 tercipta dari tangan seorang generasi Indonesia keturunan Cina. Namanya Soe Hok Gie. Seseorang yang hidup pada era orde lama yang selanjutnya menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan perubahan yang terjadi di Indonesia saat itu.

Aku Suka Pantai

     Pantai selalu membuatku merasa nyaman. Seakan memiliki emosi, deburan ombak nya selalu menyahut ketika aku mencoba berbicara denganya. Oke,oke, Mungkin terdengar aneh tapi apa salahnya berbicara pada benda mati? :D