Gending Rare atau lagu anak – anak
merupakan salah satu budaya lisan yang mengakar di kehidupan bermasayarakat di
Bali. Lewat gending rare, anak – anak mengerti, belajar dan bermain. Bahkan
memang seharusnya anak – anak mendapatkan konsumsi yang pantas di usia mereka
yang sedang gemar – gemarnya mencari tahu berbagai fenomena sekitar. Gending
Rare memfasilitasi itu. Namun seiring perkembangan jaman, teknologi dan
modernisasi seakan menggeser pelan – pelan dari salah satu produk lokal bernama
gending rare.
Agar tidak dibilang kuno, mari kita
merenung sesaat apa yang membuat gending rare menjadi salah satu opsi yang
patut dipertahankan di dunia yang modern ini? Apakah karena bahasanya yang
sering menggunakan bahasa daerah sehingga terkesan jadul? Atau hanya kita
menyerah pada pemikiran bahwa yang modern adalah lebih baik sehingga semua yang
terkesan non-modern menjadi tidak sesuai untuk digunakan di jaman sekarang?
Jika kita memiliki adik – adik, keponakan bahkan anak – anak yang sedang tumbuh
menjadi generasi penerus, pertanyaan berikutnya, berapa banyak modernisasi
telah mampu membuat generasi setelah kita menjadi pribadi yang lebih baik?
Selain ikut goyang massal di televisi atau sekedar melantunkan dendang tentang
cinta yang seharusnya mereka dapatkan 10 atau 15 tahun lagi.
Bukan menyalahkan modernisasi namun tanpa
pengawasan yang tepat, semua informasi yang didapatkan akan dengan mudah
membentuk karakter anak – anak balita hingga berumur belasan. Jika informasi
yang didapatkan adalah sinetron, lagu cinta atau Playstation, mungkin kalian
telah bisa mengira akan menjadi apa generasi adik – adik kita kelak.
Gending Rare. Sebuah kearifan lokal yang
memang didesain bagi pendengarnya yang menginjak umur sebelum 20-an tahun. Jika
bahasa gending rare adalah bahasa daerah, ya itu karena pada saat diciptakan, bahasa daerah memang menjadi sarana komunikasi yang kuat dijamannya. Atau
mengapa kita masih menganggap bahasa daerah itu kuno? Ayolah kawan. Bahasa
daerah itu keren. Bali, jawa, Madura, Kalimantan, Papua, Sumatra atau dimanapun
di wilayah kita di Indonesia, kita sebaiknya bangga dengan bahasa daerah kita. Indonesia ada karena keberagamannya. Kita sebaiknya bangga dengan kearifan lokal kita. Kita sebaiknya bangga dengan
lagu khas daerah kita baik lagu daerah maupun lagu anak - anaknya. Karena lewat
lagu anak – anak, karakter kita dibentuk dengan sewajarnya dan tidak dipaksa
puber dini dan kehilangan masa indah momen anak – anak kita dengan berbagai
tayangan tv sarat kekerasan, unsur dewasa, iri dengki maupun berbagai informasi
yang (seharusnya) tidak dikonsumsi untuk anak – anak.
Mari beri adik – adik kita waktu untuk
bermain. Waktu untuk bermain yang seharusnya mereka memang dapatkan. Bukan
dicekoki dengan berbagai les, pr segunung dan membiarkan mereka menikmati
hiburan yang tidak pantas untuk dikonsumsi. Jika mereka lelah karena belajar,
sisihkan sekian jam bagi mereka untuk bermain. Mengenal dunia dengan cara
mereka. Jika mereka ingin hiburan, tidak ada salahnya produk lokal diberikan
pada mereka. Seperti Gending Rare yang ada di Bali. Toh juga generasi kita yang
sekarang sedang menuju kepala tiga, pastinya juga telah mendapatkan manfaat
dari berbagai informasi yang memang seharusnya kita dapatkan ketika anak – anak
dulu.
Masih bingung dengan gending rare? Lihat
saja video di atas dengan Pak Made Taro sebagai narasumbernya. Merasa kurang
keren dengan identitas produk lokal yang (dipikiranmu) terasa kuno?
Dengarkarkan latar belakang musiknya. Musik dan lagu itu adalah salah satu
gending rare yang digubah secara keren oleh Emoni Bali. Grup musik etnik yang
memiliki visi dan misi untuk melestarikan kearifan lokal dengan balutan modern
dan tradisional. Dan mereka semua masih remaja. Keren bukan? Lebih keren lagi
kalau setelah nonton video ini kalian semua menyadari bahwa belum terlambat
untuk menyelamatkan generasi adik – adik kita dari demam goyang alay dan
lantunan lagu cinta dewasa dari mulut seorang individu berusia dibawah tiga
belas tahun.
Narasumber : Pekak Made Taro
DOP : Gung Anang Arya & Gung Yudha
Musik : Jenggot Uban digubah oleh Emoni Bali
Komentar