Awan menggelayut mesra di
atas langit Denpasar. Sedikit keramaian menyertai kawasan jalan Kamboja saat
jarum jam mengarah pukul 10 pagi. Derai tawa anak – anak SD meruak hingga
keluar jalan. Di lokasi yang sama, suatu acara yang bernafaskan remaja digelar di
tempat yang diketahui bernama Rumah Pintar. “Sepertinya acara ini bakalan
lanjut sampai sore deh,” Batinku saat baru saja memarkir skuter lucu di depan
pintu gerbangnya.
Hilir mudik anak SMA
menggawangi pemandangan di dalam Rumah Pintar. Stand berdiri kokoh dengan
berbagai dekorasi yang berbeda disertai informasi dari setiap SMA yang ikut serta
di acara DAKU (Dunia Remajaku Seru) ini. Derap langkah kupercepat menuju salah
satu bilik tepat di belakang LCD projector terpasang. Disanalah aku kan
beraksi. Ikut mengisi rangkaian acara DAKU dengan format fortune teller. Berbekal tarot dan niat, mulai kutunggu para pasien
yang akan datang menghampiri. Susu Kemasan yang menjadi ‘sogokan’ tidak
langsung oleh panitia lancar saja terteguk menuju lambungku yang jarang
mendapat makanan tipe 5 sempurna. Tidak menunggu berapa lama, pasien pertama
muncul.
minum susu biar sehat |
Dengan wajah riang pasien
itu bertanya tentang kehidupan cinta. Kartu pun dikocok dan disebar. Melihat
simbol yang tertata, tersungging senyum di bibir. Oh, jadi seperti ini ya? Memang tarot umumnya mempelajari simbol
yang ada dikaitkan dengan kehidupan si penanya. Pemilihan kartu tarot pun
secara pribadi dipilih oleh penanya itu sendiri. Dari pilihan kartu yang
terambil, akan memuat beberapa simbol dan jika dirangkaikan dengan kisah si
penanya, tarot bisa menjadi alternatif jawaban bagi setiap pertanyaan yang
ditanyakan. Kalau ada yang menggunakannya untuk konsultasi (seperti aku), tarot
merupakan media yang cukup unik dalam menjawab problematika setiap individu.
Tidak ada sekalipun hal mistis yang menyertai. Kalaupun ada, mungkin memang
bakat tukang tarot yang mengacu pada hal itu. Selain konsultasi, tarot juga
dapat dipakai sebagai media lamar, eh, ramal – meramal ataupun media perenungan
diri.
mulai sesi lawak, eh, tarot |
Dari pengalamanku selama 7
jam sebagai fasilitator konsultasi tarot dan palmistry (pembacaan garis
tangan), bisa disimpulkan dominasi pertanyaan yang mereka (SMA) ajukan adalah
soal cinta. Yep, cinta memang ‘ga pernah ada habisnya. Jenderal Tianfeng yang
akhirnya menjadi Ti Pat Kai dan harus menjalani hukuman menemani Biksu Tong
bersama Sun gokong dan Wuching ke Barat untuk mengambil kitab suci pun berawal
dari masalah cintanya yang tak tersampaikan pada Cang E. “Beginilah cinta, deritanya
tiada akhir,” ungkap nya saat melihat ke arah rembulan ketika rombongan Biksu
Tong sedang beristirahat di suatu tempat. Kembali ke masa kini, dari sekian
banyak pasien yang didominasi anak SMA, ada yang ingin tahu kisahnya dengan
pacar, target yang diincar, ldr, ttm, hts, http, dll. Selanjutnya problem khas
agak dewasa yang menyangkut masalah studi dan ekonomi menjadi dominasi
selanjutnya.
inilah pasien nomor 41, ugh! |
Tidak dinyana ada juga
masalah kehidupan pelik yang dimiliki beberapa pasien. Untuk ukuran umur 16 -17
tahun, mereka (sudah) harus menjalaninya dengan tegar. Emosi yang terpancar
dari mata dan suara mereka pun merefleksikan betapa berat masalah yang mereka
alami. Tubuh bergetar hingga akhirnya air mata menetes sebagai pertanda fisik
dan batin mereka telah cukup lama berperang dengan masalah yang mereka hadapi. “Kakak,
aku harus gimana?!” Tanya seseorang dengan sesenggukan sembari mengusapi air
mata yang sudah membanjiri pipinya. Aku termenung. Aku berfikir. Aku pun
menjawab.
ups, ketahuan deh :P |
Melihat ke belakang,
ternyata sampai saat ini begitu banyak lika liku kehidupan yang kulihat melalui
media tarot ini. Mulai dengan kasus remeh temeh yang sebenarnya sudah memiliki
jawaban di depan hidung hingga berbagai
permasalahan yang levelnya, mungkin, berada jauh dari posisiku sekarang. Namun
apapun masalah yang dihadapi, ada satu hal yang selalu terkandung dari setiap
jawaban yang kuberikan. “Jangan menyerah terhadap masalahmu. Tuhan tidak akan
pernah memberikan hal yang melampaui batas untuk kamu jalani. Pasti ada alasan
kenapa aku, kamu dan mereka diberikan permasalahan beragam. Tidak lain agar
kita semua menjadi lebih tegar dan lebih kuat untuk menghadapi kehidupan ini
kedepannya”. Hingga sekarang, inilah caraku menggunakan tarot sebagai media
pembelajaran (bagiku) untuk melihat dunia dari berbagai sisi dan cara alternatif
untuk membantu orang lain. Semoga berguna. Semoga membantu.
ini tarotku, apa tarotmui? :) |
jepretan oleh : @gungws
Komentar
Masalah justru membuat kita menjadi lebih kuat dan "besar"